Sabtu, 25 Mei 2013
Jejak Kaki
segera hadir.. seputar perjalanan ku dari Madura, Surabaya, Mojokerto, Jombang, Yogyakarta, Semarang, sampai Jakarta
Majalah Mombi dan Kuji (PT. GramediaMajalah Group)
Story Magazine
Trimakasih buat majalah Story. karena mu aku bisa semakin berkarya dan terus belajar dan tak lupa dapat uang jajan hehehe.. trimakasih Pimred majalah Story Bunda Reni Erina
Jumat, 19 April 2013
Sang Pemikir Pamungkas
Misi Tugas Akhir 24Juni . Perancangan Cerita Bergambar "Sang Pemikir Pamungkas, Kisah Besar Adipati Arya Wiraraja"
Minggu, 10 Februari 2013
Tentang Ku
Selamat datang....
My real name Muhammad
Sulton bin Abdullah bin Abd. Aziz Al Marghasim. Panggil saja "SULTON". Iya Sulton nama kebanggan yang diberikan kedua orang tua dengan berbagai alasan, cita-cita dan harapan. Meski nama agak ke Arab-Araban tapi di jamin, jiwa saya IndONEsia banget. Sampai sempat terpikir ingin menggunakan nama "Rangga Lawe", nama anak Arya Wiraraja sang pemikir pamungkas era Majapahit, kerajaan besar di tanah Jawa kuno. Sosok Rangga Lawe yang blak-blakan, brani berkata jujur, rela berkorban untuk negaranya dan punya harga diri tinggi.
Aku lahir di Sidoarjo 4 Februari 1990. Anak ke 2 dari 5 saudara. Asli keturunan "JAWA & MADURA" salah satu diantara banyak suku di IndONEsia.
Nah,
karena berbagai suku, bangsa, agama, budaya, makanan khas, adat istiadat, tari-tarian daerah, sejarah, kekayaan alam, adalah alasan kenapa
seorang seperti saya sangat menyukai IndONEsia. Doa dan harapan untuk IndONEsia, semoga tetap pada jati dirinya yang kaya, jati diri kita sama-ama mahluk Tuhan dan bagian dari alam semesta.
RuenTam
RuenTam nama kecil yang selalu aku sertakan di belakang nama Sulton, seseorang biasa menyebut dengan istilah nama pena. Banyak orang bertanya tentang makna RuenTam. RuenTam hanyalah sebuah istilah yang
berarti Biru en (and) Hitam. Kombinasi warna tersebut merupakan susunan warna kesukaan dan jati diri. Begitu pula sosok Setan/ Iblis/ Demon/ adalah mahluk imajinatif yang
menggambarkan konsep pribadi, Baik dari anatomi, karakter warna serta kehidupan yang diderita.
Nah, dengan adanya
karakter RuenTam ini diharapkan bisa mengkomunikasikan diri saya pribadi. :)
Nb. Jika masih ada tanya hubungi saya di Sultonruentam@ymail.com.
Sabtu, 09 Februari 2013
Selasa, 29 Januari 2013
ingatan 1
Aku Bertanya Pada Alam
02 Febroari 2011
Hai serangga, apa yang engkau cari?
kenapa engkau berkeliaran dimalam hari?
tidakkah engkau melihat temanmu mati karena kami?
Hai binatang Ternak, dengar suaramu kupikir engkau menagis.
apa engkau takut dikorbankan?
apa engkau sudah tau surga sehingga mati bukan jadi kekhawatiranmu?
Hai rumput liar, tubuhmu basah tersiram hujan
dan engkau biarkan tubuhmu kedinginan
Engkau juga biarkan tubuhmu kita injak.apa memang tugasmu tuk kami injak?
duh kasihan... maafkan kami ya?
Tapi aku sangat salut dengan ketegaran kalian
kasih tau aku apa yang kalian sembunyikan?
sesaat kalian tak menjawab
Aku mulai bertanya lagi
Apakah kalian memikirkan ku?
Diposkan oleh Sulton Ruentam di
Tiada Cela
Cinta itu lembut, jangan engkau paksakan
Cinta itu rela, yakinlah jika itu yang terbaik untuknya
Cinta itu bijak, maka pilih lah.
Diberi dan Dilarang
14 Juli 2009
Ketika anugarah itu diberikan
Saat anugerah itu dirasakan
Dan saat anugerah itu dilarang
Apabila mata itu tertutup
Apabila fikiran itu dibuka
Bukankah lebih jelas kalau melangkah?
Jika hidup dalam imajinasi
Tertuang melalui pena
Bukankah itu keringanan?
Kalah
03 mei 2009
Perang hawa nafsu
Semakin gencar menabuh genderangnya
Terus menyayat hati yang sudah luka
Terasa bertubi-tubi dan aku terus bertahan
Menuggu keajaiban akan datang
Tapi sampai kapan?
Aku bukan malaikat yang tak pernah merasa kalah
Aku cuma manusia lemah
Salahkah aku jika kalah
Salahkah aku jika mengalah
Mengalah itu putus asa
Aku kalah aku bejat
Jadi aku harus apa?
Aku bukan patung Yang selalu diam
Tapi aku manusia
Aku bersandar padamu Zat pencipta
Zat keajaiban tuk mengubah
Bukankah mudah?
02 Febroari 2011
Hai serangga, apa yang engkau cari?
kenapa engkau berkeliaran dimalam hari?
tidakkah engkau melihat temanmu mati karena kami?
Hai binatang Ternak, dengar suaramu kupikir engkau menagis.
apa engkau takut dikorbankan?
apa engkau sudah tau surga sehingga mati bukan jadi kekhawatiranmu?
Hai rumput liar, tubuhmu basah tersiram hujan
dan engkau biarkan tubuhmu kedinginan
Engkau juga biarkan tubuhmu kita injak.apa memang tugasmu tuk kami injak?
duh kasihan... maafkan kami ya?
Tapi aku sangat salut dengan ketegaran kalian
kasih tau aku apa yang kalian sembunyikan?
sesaat kalian tak menjawab
Aku mulai bertanya lagi
Apakah kalian memikirkan ku?
Diposkan oleh Sulton Ruentam di
Tiada Cela
04 januari 2011
Kegilaanku dalam mahabba membuat apa yang ada didalam diri
menerima hujannya batu neraka
Ketika senyum menyapa
Dalam sekejap pula menjadi salju pada jiwa yang tandus
Aku masih disini terdiam dengan berjuta rasa
Menunggu apakah memang ada keajaiban yang sudah lama aku hiraukan
Lelah aku meronta tubuhku terbelit duri kerelaan dan kegilaan
Para ahli nujum ikut berlomba menafsirkan Tuhan
Yang bukan pun ikut pula menujumkan dirinya
Bercampur pada tawa ekstasi yang fana terus jalani segala yang ada
Menyaksikan hebatnya anugerah yang gila
Tiada cela dimana aku tak dapat bisa bersyukur
Akan ketiadaan, harapan, dan keajaiban
Cinta itu
13 Desember 2010
Lihatlah dia bahagia
Mulutnya tersenyum meski bukan untuk mu
Ikutlah tersenyum meski engkau meneteskan air mata
Berbahagialah melihat dia bahagia
Janganlah pernah meminta harapan
Tapi berilah dia harapan
Bagiku cinta itu memberi, bukan untuk diberi
Cinta itu membebaskan, bukan mengekangBagiku cinta itu memberi, bukan untuk diberi
Cinta itu lembut, jangan engkau paksakan
Cinta itu rela, yakinlah jika itu yang terbaik untuknya
Cinta itu bijak, maka pilih lah.
Diberi dan Dilarang
14 Juli 2009
Ketika anugarah itu diberikan
Saat anugerah itu dirasakan
Dan saat anugerah itu dilarang
Apabila mata itu tertutup
Apabila fikiran itu dibuka
Bukankah lebih jelas kalau melangkah?
Jika hidup dalam imajinasi
Tertuang melalui pena
Bukankah itu keringanan?
Kalah
03 mei 2009
Perang hawa nafsu
Semakin gencar menabuh genderangnya
Terus menyayat hati yang sudah luka
Terasa bertubi-tubi dan aku terus bertahan
Menuggu keajaiban akan datang
Tapi sampai kapan?
Aku bukan malaikat yang tak pernah merasa kalah
Aku cuma manusia lemah
Salahkah aku jika kalah
Salahkah aku jika mengalah
Mengalah itu putus asa
Aku kalah aku bejat
Jadi aku harus apa?
Aku bukan patung Yang selalu diam
Tapi aku manusia
Aku bersandar padamu Zat pencipta
Zat keajaiban tuk mengubah
Bukankah mudah?
Langganan:
Postingan (Atom)